Adagium besar pasak daripada tiang mungkin berkali-kali Anda dengar. Secara permukaan, ungkapan itu berlaku sebagai peringatan agar senantiasa mawas diri akan keadaan dan tak neko-neko terlebih dalam urusan materi.
Peribahasa tersebut minimalnya membuat kita tahu bahwa berhutang bukan satu-satunya jalan menutupi hasrat, malah dapat berbahaya jika dibiarkan
Agaknya jajaran direksi Barcelona alpa akan pelajaran moral ini dan larut dalam gelimang tagihan demi memaksakan kemegahan yang seolah wajib di rumah tangga klub.
Baca juga: Kalahkan Valencia, Atletico Madrid Kokoh di Puncak
Dilansir dari Transfermarkt.com Baru-baru ini melaporkan kondisi keuangannya, tim Catalan itu dibayangi hutang segunung berjumlah € 1.17 Milyar. Bukan angka sedikit, itu. Bila dikonversi ke mata uang Indonesia, mencapai bilangan 20 trilyun. Hampir sepertiga anggaran vaksin negara ini bukan begitu, Bu Sri?
Gaji pemain selangit merupakan salah satu sumber tidak sehatnya keuangan Blaugrana. Dilansir transfermarkt, hampir 74% dari pendapatan klub digunakan untuk membayar jasa Lionel Messi dkk. Belum bonus penampilan, gol dan printilannya. Tak ayal sempat diapungkan wacana negosiasi pemotongan gaji, yang akumulasinya mencapai € 190 juta.
Baca juga: Cornella vs Barcelona: Blaugrana Menang dengan Susah Payah
Selain itu strategi transfer yang sembrono menggarami luka. Musim ini barangkali relatif aman, tercatat laba € 67.5 juta. Namun pada tahun kompetisi 19/20, klub nyatanya minus € 193 juta dari aktivitas lantai bursa.
Di tahun itu, Barca memang sibuk berbenah. Barangkali buah penasaran setelah dijungkirkan Liverpool di semifinal Liga Champions. Atau buah penasaran pada Antoine Griezmann. Ya, Griezmann sumbang besaran lumayan dalam minus itu.
Itu baru satu bursa transfer dan satu bintang. Coba tengok jajaran pemain yang dibeli Barca: Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, Clement Lenglet, Frenkie de Jong, Miralem Pjanic, Andre Gomes dan jajaran nama mentereng lain di sepanjang bursa. Dan lagi urusan pemain kan tak hanya soal transfer, lebih-lebih, kembali lagi, perihal uang kontrak alias gaji.
Bicara transfer, persoalan tak berhenti di pembelian mahal, nilai jual beberapa pemain pun anjlok tak karuan. Ada yang disebabkan usia tak lagi belia (Ivan Rakitic, Arturo Vidal), performa menurun (Gomes, Aleix Vidal) atau memang mesti diturunkan supaya lekas terjual (Paco Alcacer, Malcom, Nelson Semedo).
Baca juga: Elche vs Barcelona: Keduanya Sama-Sama Wajib Menang
Meski patut diakui jika ada pemain-pemain yang tinggalkan laba selain jasa di lapangan hijau (Lucas Digne, Jasper Cillessen dan Yerry Mina), namun tak jua menutup pasak yang terlampau besar. 30 Juni tahun ini jadi batas waktu manajemen untuk stabilkan neraca keuangan. Hitung mundur telah dimulai. Aroma eksodus kah? Pemain Barcelona B mungkin mulai mesem-mesem dari sekarang.
Nah, yang terdekat untuk dijelang ialah pemilihan presiden. Posisi ini krusial dalam pengambilan kebijakan di kondisi krisis begini. Ia tentu diharapkan mampu jadi semacam suar keluar di tengah jerat gelap ngarai utang. Membawa Barca sehat kembali secara finansial, mental maupun hasil akhir yang berujung koleksi trofi. Terdengar berat? Iya kan jadi presiden Barcelona, masak mudah.
Tugas ini, mungkin, sifatnya lebih mendesak ketimbang merayu sang ikon asal Argentina untuk tetap bertahan di Camp Nou. Coba bayangkan Messi memperebutkan tahta Segunda B melawan Alcoyano, Real Union atau Tarazona. Tak sanggup? Berat memang, dan, bagi saya, jauh lebih mudah membayangkannya main di Gelora Bandung Lautan Api berbalut seragam biru Maung Bandung sembari bertukar umpan dengan Febri Hariyadi.
Hidup Persib!
Rakaisa Langit
Facebook
***
Ingin menjadi kontributor di AnalisBola.com, Silakan hubungi kami melalui email: analisbolacom@gmail.com