AnalisBola.com – Jumat dini hari tersaji bigmatch Liga Inggris antara Tottenham Hotspur vs Liverpool. Dua team yang berupaya bangkit memasuki paruh kedua kompetisi untuk menjadi yang terbaik di liga Inggris.
Liverpool di peringkat 4 dengan 34 point, Spurs di peringkat 5 dengan 33 point. Namun Spurs masih punya satu tabungan pertandingan yang belum dimainkan. Kemenangan wajib bagi keduanya bila ingin tetap bersaing di jalur juara.
Pada pertemuan pertama Liverpool berhasil mengatasi taktik ‘ parkir bus’ Mourinho dengan skor 2-1. Meski Lverpool mendominasi permainan dan memiliki banyak peluang, namun serangan balik Spurs terbukti menghasilkan peluang yang lebih berkualitas.
Baca juga: Si Protagonis Gerrard: Kapten Sejati, Tragedi Pilu dan Cinta yang Abadi
Liverpool bisa saja kalah andai saja sundulan Harry Kane tidak melayang dan tendangan Steven Bergwijn tidak digagalkan tiang gawang. Liverpool berhasil memastikan kemenangan lewat sundulan Roberto Firmino melalui set piece sepak pojok yang tidak diduga oleh pemain Spurs.
Gaya bermain prgmatis Mourinho terbukti efektif walaupun banjir kritik. Fans Spurs tentu saja tidak keberatan selama Mou berhasil meraih trophy. Spurs sudah mencapai Final di piala carabao dan akan menghadapi Manchester City, mereka juga masih lanjut di Piala FA dan liga Eropa.
Konsep bertahan rapat dengan serangan balik mematikan menjadi kunci permainan Spurs. Mou membiarkan lawan menguasai bola namun tidak membiarkan mereka mudah menembak ke gawang. Setelah mereka masuk perangkap dan kehilangan bola, Mou punya pemain-pemain yang siap berjibaku merebut bola dari kaki lawan dan mengalirkan bola ke depan dengan cepat.
Baca juga: Untuk Ukuran Guru Olahraga, Solskjaer adalah Guru yang Cerdas
Strategi yang sama akan dipakai oleh Mou untuk melawan Liverpool di Tottenham Hotspur Stadium. Mou punya Pierre-Emile Hojbjerg dan Mousa Sissoko double pivot yang bertindak sebagai operator di tengah lapangan yang sangat kuat baik dalam bertahan dan menginisiasi serangan balik, ditambah kekuatan pemain tengah mereka Steven Bergwijn dan Harry Winks.
Dua bek sayapnya, Sergio Reguilon dan Serge Aurier juga sangat cepat dan memiliki kemampuan drible dan pasing yang baik untuk membantu serangan. Di depan Harry Kane dan Son Heung-Min punya finishing yang mematikan hanya dengan satu dua sentuhan.
Kolaborasi mereka sangat dahsyat dengan terciptanya 24 gol dan 11 assist dari keduanya. Bila kebuntuan datang Tanguy Ndombele, Gareth Bale dan Erik Lamela siap mengancam. Tentu saja ditambah suntikan mental untuk membalas kekalahan pada pertandingan putaran pertama. Membakar emosi pemain adalah salah satu kekuatan Mourinho.
Sebaliknya, Liverpool gagal menang dalam 5 pertandingan terakhirnya di Liga Inggris bahkan tidak mampu cetak gol. Mereka harus kalah oleh Southampton saat tandang dan Burnley di Anfield. Terbaru mereka disingkirkan MU di piala FA. Satu-satunya kabar baik di pertandingan itu adalah Liverpool bisa mencetak dua gol.
Badai Cedera Liverpool
Akibat badai cidera khususnya di barisan bek membuat keseimbangan antar lini yang menjadi kekuatan liverpool menjadi terganggu. Fabinho terpaksa menjadi bek sehingga harapan melihat gol cannon ballnya dari second line musnah. Set piece sepak pojok yang menjadi makanan Virgil van Dijk dan Joel Matip sudah lama hilang. Hanya dua gol dalam 6 pertandingan menandakan ada yang hilang dalam permainan liverpool.
Liverpool sekarang hanya mengandalkan serangan dari para gelandang dan trio penyerang mereka. Sialnya ketika trio firmansyah melempem, Diogo Jotta juga cedera. Hanya umpan-umpan silang dari Andrew Robertson dari kiri yang masih bisa diharapkan, sementara dari kanan menghilang seiring meredupnya permainan Trent Alexander Arnold.
Baca juga: Lampard Tumbal di Balik Trennya Legenda Klub Menjadi Pelatih
Di tengah Curtis Jones memang cerdas dan berbakat, namun belum setara Fabinho. Roberto Firmino yang menjadi jembatan duet Salah dan Mane untuk mencetak gol juga tidak dalam performa terbaiknya.
Klopp harus memutar otaknya lebih keras lagi agar permainannya di sepertiga akhir lapangan bisa lebih efektif memaksimalkan peluang. Memaksimalkan kepiawaian Thiago Alcantara mencari celah di pertahanan Spurs dibantu Wijnaldum dan Henderson untuk bertarung dan menguasai lini tengah. Sadio Mane yang kemarin dicadangkan saat melawan MU mungkin akan bermain sejak awal di harapkan menemukan ketajamannya mencetak gol lagi.
Rekor Mourinho menghadapi Klopp memang buruk, kalah 6 kali, seri 4 dan hanya menang 2 kali dari 12 pertemuan. Namun kali ini Jurgen Klopp harus menemukan ‘sihirnya’ agar pasukannya kembali kebentuk permainan terbaik mereka. Melihat situasi saat ini mereka beruntung andai bisa mencuri satu point di kandang Tottenham. Mourinho akan memastikan Liverpool terpuruk lebih dalam lagi. Atau inikah momen kebangkitan The Reds?
Fahrurozi, putra betawi asli, pernah mengisi secara rutin artikel olahraga di harian Suara Tangsel tahun 2010 -2011.
Blog: fahruroziaisha.blogspot.com
***
Ingin menjadi kontributor di AnalisBola.com, Silakan hubungi kami melalui email: analisbolacom@gmail.com