Gelandang utama Lazio, Sergej Milinkovic-Savic bersiap menghadapi temu perdana sebagai lawan dengan mantan pelatih, Simone Inzaghi. Hari ini, Sabtu (16/10) Lazio akan menjamu Inter Milan di ibu kota. Ia mengaku jika ini akan sedikit janggal dan kikuk.
Inzaghi meninggalkan Elang Roma setelah lima tahun masa pengabdian serta tiga piala sebagai kenang-kenangan. Sang pelatih tergiur tawaran Nerazzurri yang kehilangan Antonio Conte dari balik kemudi.
Baca Juga: Bologna Runtuhkan Streak Kemenangan Lazio
“Akan terasa aneh menghadapinya,” tutur Milinkovic-Savic pada Match Programme, seperti disadur dari Football Italia. “Kami bekerja sama dalam waktu yang panjang, lima tahun. Namun, kini ia datang sebagai lawan.”
“Dalam 90 menit, kami bakal berikan perlawanan sekuat mungkin, seperti yang kami tunjukkan di laga-laga lain. Setelahnya, di akhir laga, saya akan memeluknya.” tambah gelandang Serbia tersebut.
Milinkovic-Savic telah mencetak dua gol dalam tujuh pertandingan Serie A musim ini. Termasuk gol pembuka ketika tim Biru Langit menangi derby della Capitale 3-2 kontra AS Roma. Seperti dalam skema Inzaghi, Milinkovic-Savic masih menjadi tulang punggung Lazio-nya Maurizio Sarri.
Di lengannya pernah tersemat ban kapten, setelah Ciro Immobile absen ketika berhadapan dengan Bologna. Sayang, mereka harus menutup laga itu dengan kepala tertunduk setelah tuan rumah bermain luar biasa, catatkan kemenangan tiga gol tanpa balas.
Lazio Sekarang di Mata Inzaghi
Inzaghi sendiri masih menunggu perkembangan terbaru dari kembalinya pemain-pemain dari jeda internasional. Terutama mereka yang terbang dari Amerika Selatan, seperti Lautaro Martinez, Alexis Sanchez dan Arturo Vidal.
“Kami berharap bisa sesiap mungkin untuk menghadapi laga di akhir pekan ini. Beberapa pemain kembali dengan problem minor. Kami juga masih menanti rombongan Amerika Selatan.”
Baca Juga: Nuansa Bulan Madu Inter Milan dan Inzaghi
Ia lantas memuji transformasi mantan klubnya di bawah Sarri.
“Saya pikir Lazio bermain sangat baik sejauh ini,” katanya “Mereka punya pemain bertalenta serta pelatih baru yang dapat mengorganisir tim. Terakhir kali bermain, mereka menderita kekalahan dan bisa jadi melampiaskan kemarahannya ketika kami berkunjung.”
Sejauh ini, Inzaghi memperkirakan jika Lazio bakal terapkan garis pertahanan dan pressure tinggi. Maka timnya butuh eksekusi yang rapi dan, terutama, mulus secara teknikal. Selain itu, ia juga musti jeli memilah kebugaran skuadnya sebab partai kontra Sheriff Tiraspol membayangi, tengah pekan depan.
Ia turut memaklumi applaus dan sorakan, positif-negatif, yang meluncur dari Laziale. Selain punya kenangan sebagai pelatih, Inzaghi memang legenda Lazio sebagai pemain. Ia punya alasan cukup buat memaknai partai besok ibarat “pulang kampung”.
“Ini bukan laga biasa seperti laga-laga lainnya bagi saya. Ini juga berarti kembali ke rumah, yang telah dihuni selama 22 tahun. Saya tahu akan ada sorak dan cemooh, tetapi itu bagian dari pekerjaan. Saya akan menerima itu karena mereka pun tahu bahwa saya selalu memberikan segalanya dalam apapun.”
Rakaisa Langit
Facebook
***