Penggubah Sarrissimo akan Sarri-ball kembali berjaga di pinggir lapangan Liga Italia musim depan. Ya, Pak Tua yang khas dengan celana training segala cuaca dan pengonsumsi aktif tembakau itu telah dimandati projek baru. Maurizio Sarri resmi latih Elang Roma, S.S. Lazio.
Baca juga: Cristian “Bobo” Vieri: Hegemoni Juve Belum Purna
Punya reputasi sedikit goyah setelah dicampakkan Si Nyonya Tua, Sarri bukan pelatih sembarangan. Ia pernah pompa reputasi Gonzalo Higuain dan Dries Mertens sebagai mesin gol dalam panji Napoli. Menempa Jorginho jadi salah satu metronome lapangan hijau. Sebiji trofi Liga Eropa bersama Chelsea, kampiun Serie A bareng Juve dan Coppa Italia Serie D 2002/03 kala latih Sansovino.
DNA juara? Ceklis.
Misi Tinggi Pak Tua
Setelah bubuhkan hitam di atas putih dalam lembar kontrak, ia beri gambaran jika targetnya adalah bawa Lazio kembali ke persaingan Scudetto. Tidak seketika, tentu saja. Di musim pertama, bolehlah satu tempat di zona Liga Champions menjadi permulaan.
Bca juga: Rekrutan Ketiga Tottenham Hotspur: Cristian Gabriel Romero
Semestinya bulu kuduk segenap Laziale ikut menggelegak dengar ambisi Pak Tua ini. Buat mereka kembali bertanya: Apakah kestabilan ala Simeone Inzaghi adalah sebaik-baiknya prestasi Lazio di era internet ini?
Sarri setuju dengan dua tahun kontrak. Berdalih pertimbangan umur yang telah lanjut, ia pun lebih nyaman miliki kontrak berdurasi singkat. Walaupun, tak tutup telinga untuk negosiasi tambahan bila hasil sesuai pesanan lagi memuaskan. Pak Tua yakin saja ambil langkah-langkah pendek.
Atas dasar pola permainan mantan-mantan klub asuhannya, agaknya sah jika memprediksi Lazio bakal identik dengan penguasaan bola. Dalam bentuk formasi 4-3-3, Sarri kerap tekankan pemainnya supaya tak tergesa dan berani membelai si kulit bundar. Biarkan lawan berlarian kesana-kemari, sedang mereka mencari celah untuk mencetak angka.
Baca juga: Sampai Kapan Harry Kane Melawan?
Tidak semua pemain mampu mengeksekusi cetak biru strategi Sarri, seperti nampak pada kebersamaannya bersama Juve dan separuh musim kedua di Inggris. Bagaimana di skuad Lazio kali ini? Dapatkah Milenkovic-Savic seperti Marek Hamsik? Atau Immobile menjelma Higuain? Barangkali Joaquin Correa adalah Mertens 2.0?
Konklusi
Menarik! Derby Roma, khususnya, akan makin menarik! Tambah lagi, tenda merah di seberang juga percayakan musim di tangan juru racik anyar nan sohor. Sepakbola Pragmatik vs Sarrissimo? Aha, sebuah alternatif judul bombastis bukan?
Rakaisa Langit
Facebook
***
Ingin menjadi penulis di AnalisBola.com, Silakan hubungi kami melalui email: analisbolacom@gmail.com