ANALISBOLA.COM – Brighton & Hove Albion bersiap sambut nakhoda baru dalam diri Roberto De Zerbi. Pria asal Brescia itu menandatangani hitam di atas putih untuk kurun waktu 4 tahun ke depan. Berstatus tanpa klub, De Zerbi akan mengisi pos peninggalan Graham Potter, yang bergabung dalam mega proyek jutawan Amerika Serikat Todd Boehly berjudul Chelsea FC.
Di bawah atap Stadium Amex, De Zerbi bertemu Tony Bloom – Pemilik Brighton -, Paul Barber – CEO – dan David Weir – Direktur Teknik – buat bicarakan hal-hal terkait klub dan kontrak. Tepatnya kesepakatan tersebut berlangsung pada Minggu sore (18/09/22) waktu Brighton, Inggris. Meski begitu kabarnya ia baru akan dinobatkan secara resmi pada Selasa ini, demi menghormati mendiang Ratu Elizabeth dan masa berkabung di sana.
Bloom menuturkan, “Saya begitu gembira atas kesediaan Roberto bergabung sebagai pelatih kami. Tim yang ia besut selalu tampil menarik dan berani di lapangan. Saya percaya gaya dan pendekatan taktik miliknya cocok dengan skuad saat ini.”
Baca juga: Petaka Nottingham Forest
Ungkapan ini diperkuat oleh Weir, yang singgung hasil sentuhan lampau De Zerbi. “Roberto telah menunjukkan kemampuannya di Italia dan Ukraina. Apa yang ia tunjukkan selalu menyita perhatian publik sepak bola secara positif.”
Apa yang disoroti David Weir merupakan capaian De Zerbi paling canggih, terutama karier kepelatihannya di Sassuolo. Selain garis takdir si klub yang unik, acapkali bersinggungan dengan juru racik taktik ajaib (Allegri, Pioli, Di Francesco, hingga kini Dionisi), prestasi De Zerbi bawa mereka duduk di peringkat 8 klasemen Serie A dalam dua musim beruntun memang asyik untuk diikuti.
De Zerbi di Neroverdi
Di bawah kepemimpinannya, Sassuolo jadi salah satu kuda hitam (satu yang lain kiranya Atalanta; Buona giornata Signor Gasperini!1) yang bikin kekuatan mapan Italia ketar-ketir. Berikan ruang bagi anak muda potensial macam Manuel Locatelli, Hamed Traore, Merih Demiral, Jeremy Boga dan Stefano Sensi untuk tumbuhkan reputasi dan terus berkembang.
Mereka tak gentar bangun serangan dari lini belakang. Operan-operan pendek depan ke belakang, kiri ke kanan. “Nekat” bermain-main dengan tekanan tim lawan di daerah sendiri demi kesempatan lukai mereka lewat transisi kilat nan tajam. Tak jera meski harus akhiri laga dengan kebobolan 3 hingga 4 kali, seolah tidak memainkan olahraga yang sama dengan Helenio Herrera, Paulo Rossi, dan Filippo Inzaghi.
Baca juga: Usai AS Roma, Kini Giliran Wolves yang Tertarik Jasa Denayer
De Zerbi, seorang gelandang serang kala masih aktif bermain, ingin timnya punya kendali atas permainan. Bahwa kenikmatan yang paling nikmat di atas lapangan hijau ialah ketika membelai si kulit bundar. Meminta para pemainnya tidak buru-buru ketika bola berada dalam penguasaan sebab itu akan pancing lawan jauh dari area mereka dan lapangkan jalan mencetak angka. Beresiko? Iya, apalagi dalam seragam Sassuolo. Menarik? Iya, apalagi dalam seragam Sassuolo.
Meski tidak semua buah tangan pria 43 tahun itu selalu canggih, atau mulus serupa polesan akik panca warna, terutama ketika masih merangkak dari akar rumput sepak bola Italia. Foggia yang ia besut bertekuk lutut pada Pisa-nya Gennaro Gattuso dalam partai play-off promosi ke Serie B. Dipecat Palermo setelah kalah tujuh laga berturut-turut. Di Benevento, kemenangan pertamanya baru singgah pada partai kesepuluh.
Terakhir, ia baru saja lepas dari kontrak dalam naungan Shakhtar Donetsk. Buntut dari invasi Rusia ke Ukraina. Apalah arti sebuah kompetisi sepakbola bila roket-roket beterbangan di udara. Lantas, liga pun berhenti walau De Zerbi sedang puncaki klasemen sementara di sana. Bersama klub hitam-oranye itu, pria Italia baru sempat menangi Piala Super Ukraina.
Bekal Tinggalan Potter
Ia miliki jeda dua minggu untuk kenali anak asuh barunya, sebab masa penghormatan kepergian Ratu akan bergandeng jeda internasional. Tak kepalang, De Zerbi langsung bertandang ke Anfield dalam partai debutnya. Kemudian perjamuan bersama Si Counter Agresif Tottenham (Piacere di rivederti Signor Conte!2) dan dengung-dengung lebah Brentford.
Pendahulunya beri tinggalan posisi empat klasemen Premier League sementara dengan raihan 13 poin. Satu tempat di Babak Ketiga Piala Carabo, melawan Arsenal. Lini pertahanan paling pelit, kemasukan 5 dari 6 laga, di mana bercokol Lewis Dunk dan kiper Robert Sanchez. Para gelandang unik; Gross, Caicedo, Estupinan, March, McAllister, Trossard, Gilmour, Lallana.
Oh iya, Danny Welbeck.
***
1”Hari yang baik, Tuan Gasperini!”
2”Senang berjumpa lagi, Tuan Conte!”
Rakaisa Langit
Facebook
***