“Momen itu, ketika 80.000 fans meneriakkan namamu setelah mencetak gol, itu spesial. Ada terasa merinding dan seolah-olah kamu itu terbang. Euphoria yang membuncah memungkinkan kamu melakukan apa pun dan kadang saya bertanya pada diri sendiri ‘Apa yang tadi kamu lakukan?’
Tapi saya sadar setelah beberapa detik itu kenyataan kembali. Kamu tidak bisa hidup dalam euphoria terus. Kurang lebih itulah yang saya rasakan ketika mencetak gol.”
Robert Lewandowski tahu betul bagaimana dan perasaan yang melanda setelah ciptakan gol. Musim lalu, tak ada yang lakukan itu sebanyak dia dengan 41 gol dalam semusim. Sebuah alasan mengapa Sepatu Emas Eropa 2020/21 sah menjadi miliknya.
Striker Bayern Munchen itu mencetak lima brace, empat hattrick, dan satu quattrick. Ia hanya absen tuliskan nama di papan skor sebanyak 4 kali dari total 29 permainan yang dilakoninya. Rekor legenda Jerman dan FC Hollywood, Gerd Muller harus ditulis ulang setelah Lewy melompati capaian 40 gol semusim milik Muller yang bertahan 49 tahun terakhir.
Musim lalu turut jadi saksi bagaimana, secara kuantitas, kontribusi pria Polandia melampaui Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, dua pihak yang memonopoli Bola Emas dalam waktu lama. Messi dan Barcelona 30, Ronaldo dan Juventus 29, Lewy dan Bayern 41.
“Ini penghargaan yang tepat untuk Robert Lewandowski,” komentar Presiden Bayern, Herbert Hainer. “Bukan sekadar jumlah gol semata, tetapi laku profesional dan dedikasi yang ia curahkan setiap harinya. Ia pantas menjadi pemain Bayern kedua yang menerima Sepatu Emas setelah ‘pria yang tak mungkin terabaikan’ Gerd Muller.”
Baca Juga: Buah Bibir Konfederasi Bola: Gagasan Piala Dunia 2 Tahunan
Lewy Musim Ini
Saat ini keran gol Lewandowski masih mengalir deras, masih jadi andalan FC Hollywood buat teror pertahanan lawan. Ia miliki streak 18 pertandingan selalu mencetak gol di seluruh kompetisi bersama Bayern. Di Bundesliga musim ini, Lewy punya rasio gol 1.59 per 90 menit atau sudah pasti mencetak gol di rentang 90 menit itu. Capaian minimal dalam rentang hampir sedekade Lewy di Jerman adalah 17 gol.
Mempertahankan kebugaran dan ketajaman dari musim ke musim merupakan tantangan bagi mantan penyerang Lech Poznan dan Borussia Dortmund tersebut. Kini, umurnya masuk 33 dan bibit muda progresif macam Erling Haaland atau Jamal Musiala bisa saja membuat ia merasa tua.
“Tiga puluh tiga hanyalah angka. Bagi saya, itu tidak menunjukkan apa-apa. Secara fisik, saya fit dan mental kompetitif masih dalam treknya. Statistik saya dalam umur 33 justru lebih baik dari sebelumnya. Siapa tahu standarnya bisa lebih atas lagi?” ungkap Lewy pada Spotbild, seperti dikutip dari situs resmi Bundesliga.
Sepertinya masih akan sering kita temui pose kedua kepalan tangan bertemu, mata mengedip sebelah, yang acapkali ia peragakan setelah getarkan jala lawan.
Rakaisa Langit
Facebook
***