Seorang gelandang bertahan yang memiliki etos kerja luar biasa dan salah satu gelandang terbaik dunia di era saat ini, lahir di Sao Jose Dos Campos, Brasil pada 23 Februari 1992 dengan nama lengkap Carlos Henrique Casemiro. Saat ini Casemiro bermain untuk klub besar asal Inggris yaitu Manchester United. Pemain yang mengawali karir junior bersama Sao Paolo Fc di usia 11 tahun ini sekarang menjelma menjadi pemain penting di dalam skuad tim berjuluk The Red Devils. Bukan suatu hal yang mengherankan karena saat bermain untuk klub yang sebelum dia bela, Real Madrid, Casemiro juga menjadi bagian penting dalam starting eleven El Real merengkuh berbagai trofi.
Berbagai penghargaan telah dia dapatkan baik dilevel klub mapun negara, bersama Real Madrid dia memenangkan trofi La Liga 2 kali, Copa del Rey 1 kali, Supercopa de Espana 2 kali, Liga Champions 4 kali, UEFA Super Cup 3 kali, dan Piala Dunia Antarklub 3 kali. Sedangkan bersama negaranya, dia memenangkan South American U-17 Championship 2009, South American U-20 Championship 2011, FIFA U-20 World Cup 2011, Copa América 2019. Saat ini Casemiro juga menjadi CEO dalam organisasi esport profesional bernama CASE ESPORTS yang dia dirikan sejak tahun 2020 di Spanyol, ditambah lagi sekarang dia mengemban tugas sebagai kapten ditimnas Brasil menggantikan rekannya, Thiago Silva. Pencapaian yang sangat luar biasa, kan?
Statistik Casemiro.
Casemiro di rekrut dan menjadi bagian dari Manchester United pada musim panas 2022 saat itu tim dalam kondisi terseok-seok diberbagai ajang yang dijalani, dia menyusul 2 mantan rekannya saat di Real Madrid, Raphael Varane dan Cristiano Ronaldo yang lebih dulu bergabung dengan MU, namun sayang Ronaldo meninggalkan klub lebih cepat dari kontrak yang diteken kedua belah pihak, hal itu terjadi karena wawancaranya dengan Piers Morgan disalah satu program televisi, Ronaldo banyak membongkar aib klub asuhan Erik Ten Hag sehingga pihak klub mendepak Ronaldo dari Old Traffod, kandang MU. Awal kehadiran Casemiro ada beberapa orang yang meragukan kemampuamnya karena sudah menginjak usia 30 tahun, namun nyatanya fakta berkata lain karena saat Casemiro berada didalam squad Setan Merah malah menjadi sangat krusial, statistik pun menunjukan bahwa dengan adanya Casemiro dalam starting eleven United melakoni ;
- 12 laga.
- 1 kalah.
- 9 tembakan dihadapi per laga.
Sedangkan saat Casemiro absen membela tim, MU melakoni ;
- 8 laga.
- 4 kalah.
- 17 tembakan kegawang.
Sebuah perbandingan yang sangat jomplang bukan? Ini adalah salah satu peran penting Casemiro untuk United, didalam lapangan dia bermain begitu apik, entah dalam menghentikan serangan-serangan lawan maupun membantu timnya membangun serangan, sebagai gelandang bertahan casemiro sangat agresif dalam merebut bola dan membangun serangan dengan umpan-umpan yang akurat. Begitupun diluar lapangan, dia mempunyai jiwa kepimpinan yang bagus sehingga menjadi panutan bagi pemain-pemain muda yang dulunya menjadi tugas seorang Cristiano Ronaldo. Sebagai gelandang bertahan Casemiro juga mempunyai insting yang kuat dalam membobol gawang lawan, dimusim ini dia sudah mengemas 4 gol dan 6 asist, statistik ini lebih besar dibanding saat dia masih membela Los Blancos dimusim terakhirnya.
Adapun sikap gentle yang dia tunjukan saat menerima tawaran Manchester United, padahal saat itu Casemiro sedang menjalani masa-masa jaya bersama Real Madrid dan memilih bergabung dengan United yang performanya sedang angin-anginan. Banyak yang menilai Casemiro bergabung dengan MU karena uang, sedangkan Madrid pun juga menyodorkan kontrak dengan nilai yang sama. “Saya bergabung dengan tim ini tentu bukan karena uang, tetapi karena nama besarnya.” ucap Casemiro kepada MUTV. Casemiro mengaku terkesan dengan sejarah dan nama besar Manchester United, dia pun ingin namanya tercatat dalam jajaran pemain hebat dalam sejarah hebat klub. ” Klub ini adalah klub yang sangat besar serta sejarah yang tak kalah besar, tentu saja itu menjadi salah satu alasan utama saya bergabung.” Tegas Casemiro.
Peran Krusial Casemiro.
Dengan segudang pengalaman dan jiwa kepemimpinanya, Casemiro memberikan dampak yang sangat besar bagi Manchester United. Meski baru menjalani musim perdana bersama “Setan Merah” dia dengan cepat beradaptasi di liga yang terkenal dengan permainan dan transisi bola cepat, keras dibanding liga-liga lain didunia. Ten Hag pun mengaku sangat terkesan dengan permainan Casemiro, sebagai gelandang jangkar dia tidak hanya sigap dalam mematahkan serangan-serangan lawan dilapangan tengah tetapi juga mampu menguasai bola, membangun serangan bahkan mencetak gol, Casemiro menjelajah setiap sudut lapangan dan mengambil bola diposisi yang tepat, dia adalah simbol pemain idaman Ten Hag yaitu tipe pemain yang bisa memainkan peran diberbagai posisi. Casemiro menerima dan menjalankan instruksi dengan sangat baik.
“Saya menyukai permainan yang dinamis dan transisi posisi dari pemain, dengan begitu lawan akan kesulitan menebak permainan kami, hal itu menjadi keuntungan tersendiri untuk kami. Casemiro bisa menguasai bola dengan baik, mengatur tempo permainan, mengumpan dengan akurat dan jika perlu mencetak gol. Dia benar-benar pemain yang luar biasa, dia menikmati peran tambahan ini dan membuat perannya disektor tengah lapangan menjadi semakin krusial” ucap pelatih asal Belanda ini. Sebelum kedatangan Casemiro MU hanya punya McTominay dan Fred, penampilan keduanya tidak juga konsisten dan lebih sering tampil dibawah ekspektasi sepanjang membela MU. Sejak kehadiran Ten Hag, MU mulai belanja pemain diseluruh lini, mulai dari Lisandro Martinez dan Tyrell Malacia dibarisan pertahanan, Casemiro dan Christian Eriksen di lini tengah, serta winger asal Brasil, Antony di posisi sayap serang. Martinez dan Anthony adalah anak asuh Ten Hag saat masih melatih Ajax Amsterdam. Kedua pemain tersebut langsung nyetel dengan pemain Setan Merah yang lain dan menjadi bagian penting dalam taktik Erik Ten Hag. Tapi, adanya pemain-pemain rekrutan anyar tadi tetap tidak bisa menyembunyikan besarnya peran Casemiro dan kita bisa kita menyimpulkan bahwa saat ini Casemiro adalah “nyawa” Manchester United.
Berharap ‘Tsunami Trofi’.
Bersama Casemiro, Manchester United menjadi satu-satunya tim yang masih berlaga di 3 kejuaraan setelah membawa pulang trofi Carabao Cup atau Piala Liga, harapan 3 trofi lagi adalah Liga Europe, MU berhasil melangkah ke perempat final setelah mengalahkan Real Betis. Lalu Piala FA, MU juga berhasil melaju ke semi final setelah menyingkirkan Fulham, dan yang terakhir adalah kesempatan menjadi kampiun Liga Inggris. Akan tetapi setelah memenangkan Carabao Cup, tim besutan Erik Ten Hag kembali kehilangan Casemiro setelah kartu merah yang dia terima saat bertanding melawan Southampton, dan MU kembali mengalami kemunduran dan belum pernah menang di liga domestik, terlihat Manchester United kembali tampil buruk tanpa seorang Casemiro, bermain imbang 0-0 melawan Southampton dan kalah 2–0 dari Newcastle United. Performa MU benar-benar buruk tanpa Casemiro,
Sedangkan saat ini MU hanya memiliki 1 gelandang serang Bruno Fernandes, nama Christian Eriksen belum juga bisa tampil karena masih dalam masa pemulihan cedera, nama lain diposisi gelandang masih ada Mctominay, Fred, Van De Beek, Marcel Sabitzer (pemain pinjaman dari Bayern Munchen) dan opsi lain adalah pemain-pemain muda seperti Zidane Iqbal, Pelistri, dan James Gardner. Akan tetapi duet pemain-pemain tersebut belum bisa dikatakan layak menggantikan peran seorang Casemiro, kualitasnya belum dimiliki pemain lain, pengalaman dan kepemimpinannya benar-benar dibutuhkan. Kita tidak bisa pungkiri betapa pentingnya dia didalam skuad.
Yaa, itulah tadi rangkuman betapa krusialnya peran seorang Casemiro untuk Manchester United. Tetap jaga kesehatan kalian, daann salam olahraga!!!
