Pada saat yang sama, ketika pemain berjuluk “Si Kutu” resmi melambaikan tangan untuk menyapa seantero Paris, terjadi kesepakatan pula di kota Milan menyangkut figur tinggi menjulang.
Edin Dzeko jalani tes kesehatan sebelum resmi kenakan seragam Biru-Hitam, Inter. Bomber 35 tahun jadi upaya pertama La Beneamata tuk tutup siluet berbentuk Romelu Lukaku di zona serang.
Dzeko yang jadi mercusuar utama Roma empat-lima musim terakhir -ban kapten pun sempat terapit di lengannya- hanya miliki satu musim kontrak tersisa bersama Il Lupi.
Tak ayal negosiasi transfer berjalan mulus, sebab sang striker sendiri tunjukkan gejala hendak pindah dan setidaknya Roma dapat sedikit euro dari transaksi ini, kurang lebih 2 juta euro.
Baca Juga: Target Terdekat Spinazzola: Kembali di November!
Ia akan bergabung dengan skuad Simeone Inzaghi dalam kontrak dua musim, berikut gaji 6 juta euro per musim.
Mengingat umurnya saat ini, Inter tak bisa menggantungkan ekspektasi muluk pada Dzeko. Oleh karenanya, media Italia memberitakan bila rival sekota AC Milan tersebut masih akan bergerak aktif di bursa transfer.
Nama Duvan Zapata (Atalanta) serta Joaquin Correa (Lazio) acapkali hiasi pencarian Google jika anda mengetik “Inter Transfer” saat ini.
Pistocchi: Manajemen Inter Mengecewakan
Menyikapi lalu lintas transfer penyerang di kubu juara Italia, Maurizio Pistocchi, jurnalis veteran Serie A, berbagi pandangan skeptis.
Ia memandang jika dua transaksi keluar-masuk tersebut merupakan bukti bila Inter tidak memiliki tata-kelola manajemen sepakbola yang apik.
“Klub yang terorganisir,” Pistocchi menulis, seperti dilansir Sempre Inter, “tak akan menjual Lukaku (28) untuk Dzeko (35).”
Jikalau iya, tentu mereka akan memburu pemain lebih muda dengan nilai jual kembali tinggi, seperti Hakimi atau Lukaku di bawah arahan Antonio Conte. Ini adalah tanda ketidaksiapan proyek mereka dalam pandangan saya.”
Suning Group dengan Steven Zhang di tampuk presiden, pengambil keputusan sekaligus pemegang saham tertinggi Inter, memang indikasikan rekonstruksi ulang skuad musim 2021/22.
Setelah kecap manisnya Scudetto, jajaran direksi kini buka lubang-lubang yang mereka gali untuk hadirkan kualitas tim juara itu.
Friksi dengan Antonio Conte, penjualan Hakimi-Lukaku dan dua “pembelian murah meriah” Hakan Calhanoglu-Dzeko dapat ditangkap sebagai upaya penghijauan neraca finansial klub.
Baca Juga: Conte Resmi Mundur dari Inter Milan
Pandangan Pistocchi dan Zhang jelas berbeda. Satu mengharapkan pembangunan ideal, satu intruksikan pembanguan riil.
Bagaimana pula perspektif berjuta Interisti, yang kiranya mulai garuk-garuk leher sampai lecet saksikan kesebelasan juara itu ditambal-sulam sedemikian rupa?
Zhang bagaimanapun sadari peta kekuatan musim depan: Rival sekota yang impor kiper dan striker kelahiran Prancis, serta permanenkan bek muda Inggris.
Lalu klub Hitam-Putih wartakan rekonsiliasi mereka dengan pelatih top bernama Max.
Elang Roma dan sang jenderal veteran, bekas pimpinan Naples, Turin dan London.
Atalanta tetap Atalanta. Napoli panggil Spaletti, yang temukan kecocokan antara Totti dan False Nine.
Ah, ia tak hendak muluk bebani Barella dan kawan-kawan musim depan. Hanya bertahan di zona Liga Champions. Mudah? Mari tunggu. Saat ini kiranya “In Inzaghi, we trust.”
Rakaisa Langit
Facebook
***