Menang di Bergamo: Ini Start Milan Terbaik sejak 2003/04

Davide Calabria Atalanta AC Milan
Kapten AC Milan, Davide Calabria merayakan gol miliknya dalam laga kontra Atalanta. Foto: Eurosport.

“Banyak klub-klub tangguh di Italia, namun dalam pandangan saya tidak ada tim yang lebih kuat dari Milan,” ungkap Davide Calabria pada DAZN, seperti dikutip dari Football Italia, pasca laga kontra Atalanta.

Malam tadi, ia membuka keunggulan Rossoneri atas La Dea ketika laga baru berusia 28 detik. Partai itu juga diwarnai intersep Sandro Tonali atas Remo Freuler yang berujung gol si gelandang muda Italia, tembakan keras Rafael Leao menyambut dummy Junior Mesias, penalti Duvan Zapata dan gol jarak dekat Mario Pasalic setelah penetrasi yang berhasil dari sisi kanan penyerangan Atalanta.

Berkat kemenangan atas Zapata, Ruslan Malinovsky dan kolega, Milan koleksi 19 poin dari 7 laga. Ini menjadi start terbaik sejak musim 2003-04, musim yang berakhir dengan scudetto dalam genggaman Setan Merah. Kini mereka dua poin di belakang Napoli, sang Capolista sementara.

Baca Juga: “Money For Nothing” dalam Karier Junior Messias

Bacaan Lainnya

“Kami harus fokus dan percaya pada kemampuan sendiri. Pertandingan masih banyak dan momentum bisa berubah sepanjang musim, tetapi kami ingin menunggangi arus positif ini selagi mampu. Lalu, kita akan lihat apa hasilnya.”

Sementara itu, laiknya Calabria, Tonali juga tak sungkan bersuara jika destinasi utama yang Milan tuju musim ini adalah kejayaan liga. Ia masih anak kecil ketika terakhir kali Setan Merah jawarai Serie A dan kemenangan tandang atas Atalanta, penghuni tetap empat besar dalam empat tahun terakhir, menjadi spesial bagi Tonali, yang merangkak dari tim muda Brescia – rival berat La Dea.

Baca juga:  AC Milan vs Fiorentina 2-1: Gol Bunuh Diri di Menit Terakhir Menangkan Rossoneri

“Gol (miliknya) punya makna spesial bagi saya dan mereka adalah klub besar juga, maka saya akan selalu mengingat ini. Jika anda datang ke Bergamo lalu unggul 3-0, itu merupakan pencapaian besar. Kami sangat gembira atas hasil ini.” tutur Tonali.

Baca Juga: De Ligt: Tiga Poin Penting dari Laga Berat

Gasperini Akui Milan Berbahaya

Ada perubahan yang cukup signifkan sejak kedua tim bertemu di venue yang sama Desember 2019. Kala itu, tuan rumah menggulung tamunya lima gol tanpa balas. Kala itu, catatan tembakan tepat sasaran kedua kesebelasan terpaut jauh, 11 milik Atalanta & 1 milik Milan.

Gian Piero Gasperini, pelatih yang pimpin Atalanta pada dua pertandingan ini, mengaku terkesan atas performa Milan malam tadi. Bagi Gasperini, tim asuhan Stefano Pioli tunjukkan pergerakan yang cepat dan berbahaya kala menyerang.

“Keadaan berjalan cukup seimbang ketika kami jumpa Inter (minggu lalu, skor akhir 2-2), meski gol cepat di sini berdampak begitu besar. Saya melihat kekuatan serta karakter pada permainan Milan. Dalam urusan tempo dan transisi menyerang, mereka sangat berbahaya,” ungkap Gasperini.

Walau begitu, Gasperini punya pandangan kalau hasil pertandingan bisa saja lain andai skuad mereka lebih fit dan mampu beri sentuhan akhir lebih mantap.

“Kami kurang beruntung dalam beberapa situasi, seperti kehilangan Matteo Pessina yang cedera. Kami masih menghasilkan peluang-peluang, namun tidak selesaikan itu sebagaimana mestinya. Kiper mereka (Mike Maignan) lakukan sejumlah penyelematan bagus,”

Setelah laga ini, Gasperini tandai jika La Dea harus lebih tajam di sepertiga akhir, memaksimalkan ruang tembak (30 tembakan = 2 gol!) dan biasakan pola gerak kala mereka bertahan.

Rakaisa Langit
Facebook

***

Anda suka menulis tentang sepakbola, kirim tulisanmu ke AnalisBola.com dan baca ketentuannya di SINI.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *