Inggris – Premier League telah memasuki pekan ke-28 dari keseluruhan 38 pekan yang ada. Setelah 28 pekan yang dijalani oleh masing-masing klub, kini telah muncul calon kuat yang akan menjuarai Liga Inggris musim ini, yaitu Manchester City.
The Citizens kini terpaut jarak 14 poin dengan peringkat kedua sekaligus rival sekota, Manchester United. Dengan sembilan laga sisa (Manchester City telah menjalan 29 laga dibandingkan klub-klub lainnya yang sebagian besar baru memainkan 28 laga) yang dimiliki oleh Manchester City, skuad asuhan Pep Guardiola diyakini banyak pihak hanyalah tinggal menunggu waktu saja hingga mereka ditahbiskan menjadi kampiun liga musim ini.
Kekonsistenan yang Baru Dicapai di Pertengahan Musim
Manchester City memulai awal musim dengan tidak cukup baik, karena mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan tim guna musim baru, setelah mereka bermain hingga perempat final Liga Champions Eropa musim 2019/2020 pada Agustus 2020 yang lalu (sedangkan Liga dimulai pada September 2020).
Baca juga: Fulham Bermimpi Menang Lagi, Siap Hadang Kebangkitan Manchester City
Ketidaksiapan dari tim ini terlihat jelas mana kala mereka dibantai oleh Leicester City dengan skor 5-2 di kandang sendiri. Masalah di lini belakang, cederanya beberapa pemain di lini depan, hingga mesin yang “belum panas” diyakini menjadi alasan dari kekalahan mereka atas The Foxes di awal musim ini.
The Citizens pelan-pelan mulai membaik setelah kekalahan menyakitkan mereka atas Leicester City, meskipun permainan mereka belumlah bisa dikatakan dalam bentuk terbaik ketika itu. Dalam waktu yang berdekatan dari kekalahan melawan Leicester City, kekuatan tim juga bertambah seiring dengan masuknya Ruben Dias ke dalam tim setelah dibeli dari Benfica jelang penutupan bursa transfer awal musim ini.
Baca juga: Machester City Tak Terbendung Puncaki Klasemen Liga Premier Inggris
Bek berusia 23 tahun ini diharapkan mampu mengatasi masalah di lini belakang dari The Citizens. Setelah itu, skuad asuhan Pep Guardiola masih sempat beberapa kali kehilangan poin, seperti imbang 1-1 melawan Leeds United dan West Ham United, lawan yang harusnya masih bisa dikalahkan oleh Manchester City jika dalam kondisi terbaiknya. Ketika itu, lini depan Manchester City juga bisa dikatakan cukup tumpul jika dibandingkan pada musim-musim sebelumnya.
Kekonsistenan baru diraih Manchester City jelang pertengahan musim. Setelah kekalahan mereka atas Tottenham Hostpur dengan skor 2-0, The Citizens pelan-pelan tidak terkalahkan hingga awal Maret ini. Dalam rentang waktu tersebut, Manchester City tidak memiliki 1 kekalahanpun. Bahkan, sejak kemenangan Manchester City atas Southampton dengan skor 1-0, Manchester City selalu menang dan tidak ada laga yang berakhir imbang dan kalah.
Bahkan, kemenangan-kemenangan yang ditorehkan oleh City ini juga diwarnai oleh beberapa cleansheet. Tentunya, datangnya Ruben Dias yang kemudian diduetkan dengan John Stones pada awal musim ini cukup memberikan pengaruh bagi lini pertahanan The Citizens setelah musim lalu menjadi titik lemah usai ditinggal oleh Aymeric Laporte akibat cedera panjang yang dialaminya.
Baca juga: Saling Kudeta Klasemen di Liga Premier Inggris
Selain itu, beberapa pemain City juga mampu mencetak gol, tidak seperti pada awal musim di mana seakan-akan pemain Manchester City tidak mampu menceploskan bola ke gawang lawan-lawannya, seperti Ilkay Gundogan, Phil Foden, Bernardo Silva, dan Riyad Mahrez.
Pemain-pemain ini seakan menutupi lubang yang ditinggalkan oleh Sergio Aguero yang cedera panjang dan Gabriel Jesus yang kerap kali “angin-anginan”. Bahkan topskorer Manchester City saat ini adalah Ilkay Gundogan yang notabene adalah seorang gelandang dengan 12 gol. Kekonsistenan ini mampu mengantarkan mereka menuju puncak klasemen, setelah sebelumnya sempat berkutat di papan tengah (bahkan papan bawah).
Juara Liga Di Depan Mata, Serta Harapan Sapu Bersih Trofi
Dengan sisa sembilan pertandingan lagi, banyak pihak sudah mengatakan bahwa Manchester City-lah yang akan merebut gelar liga dari Liverpool di akhir musim. Jarak 14 poin dengan peringkat kedua, ditambah dengan kondisi tim yang dalam keadaan on-fire, serta sisa lawan yang dihadapi relatif mudah dikalahkan oleh The Citizens (kecuali Leicester City dan Chelsea) menjadi alasan bagi banyak pihak untuk menjagokan Manchester City untuk merengkuh gelar musim ini.
Setidaknya, kemungkinan City akan terpeleset bisa dikatakan cukup kecil, jika dibandingkan dengan pesaing terdekatnya, Manchester United yang kerap kali justru terpeleset ketika menghadapi tim-tim yang di atas kertas relatif mudah untuk dikalahkan oleh The Red Devils. Jadi, bisa dikatakan bahwa gelar juara liga untuk Manchester City ada di depan mata atau dengan kata lain, hanyalah tinggal menunggu waktu saja.
Selain liga, Manchester City saat ini juga masih berada dalam tiga kompetisi lainnya, yaitu Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions. Manchester City memiliki peluang untuk merebut trofi di seluruh kompetisi ini, terutama di piala liga, karena mereka sudah mencapai babak final. Di Piala FA sendiri, City juga sudah mencapai perempat final dan akan menghadapi Everton pada akhir Maret ini.
Setidaknya, City harusnya mampu untuk minimal mencapai semi final Piala FA seperti pada beberapa musim sebelumnya. City sendiri sebelumnya sudah pernah menyapu bersih seluruh trofi domestik pada 2019, dan tentunya mereka ingin dan mencoba mengulangi raihan yang sama seperti dua musim lalu.
Lalu bagaimana dengan Liga Champions? Rentetan capaian delapan besar pada tiga musim sebelumnya bisa dikatakan cukup menghantui City. Tentunya secara komposisi pemain, City cukup mampu untuk melangkah jauh di kompetisi ini, setidaknya mencapai final Liga Champions Eropa, tetapi, ada faktor-faktor lain yang cukup menentukan bagi suatu tim untuk memenangkan Liga Champions Eropa, yaitu undian dan mental.
City dirasa belum mempunyai mental yang bagus untuk menjuarai Liga Champions Eropa. Kendati demikian, City menjadi tim yang bisa dikatakan paling konsisten di antara tim-tim lain di Inggris bahkan Eropa, dan saat ini bisa dikatakan merupakan waktu yang paling tepat untuk The Citizens untuk merebut trofi si kuping besar sekaligus menjadi pembuktian bagi sang manajer Pep Guardiola bahwa ia tetap bisa memenangkan Liga Champions Eropa tanpa Lionel Messi, setelah ia tak mampu melakukannya di Bayern Munich.
Pada akhirnya, apakah skuad asuhan Pep Guardiola mampu menyapu bersih seluruh gelar di akhir musim? Mari kita nantikan bersama-sama.
Irsan Nur Hidayat
Twitter
Seorang Mahasiswa yang juga Pencinta Sepak Bola