Luiz Felipe Scolari, siapa yang tak kenal dengan sosok yang satu ini. Scolari adalah sosok pelatih yang mampu membawa Brazil menjuarai Piala Dunia 2002. Kini, pelatih berusia 73 tahun tersebut baru saja menciptakan malam bersejarah untuk dirinya. Pada hari Jumat (12/8/2022), Scolari mampu membawa klub asuhanya, yaitu Athletico Paranaense lolos ke semifinal Copa Libertadores 2022.
Vitor Roque, pemain muda berusia 17 tahun menjadi penentu kemenangan Paranaense melalui gol yang dicetaknya di menit ke-96. Paranaense berhasil meraih kemenangan dengan skor 1-0 di kandang Estudiantes pada pertandingan leg kedua tersebut. Mereka juga lolos dengan agregat yang sama yaitu 1-0.
Bagi Athletico Paranaense, ini adalah semifinal pertama mereka setelah 17 tahun lamanya. Pada Copa Libertadores 2005, mereka harus puas menjadi runner-up dimana mereka kalah dari klub Brazil lainya, yaitu Sao Paulo dengan agregat 1-5.
Keberhasilan Athletico Paranaense meraih kemenangan di kandang Estudiantes tak lepas dari jasa dan peran Luiz Felipe Scolari sebagai pelatih. Pada leg pertama di kandang sendiri, Paranaense bermain imbang tanpa gol dengan skor 0-0. Tak heran, jika mereka diprediksi akan kalah pada leg kedua di kandang Estudiantes, yaitu Estadio Jorge Luis Hirschi yang berada di Argentina.
Terlebih, Estudiantes adalah empat kali juara Copa Libertadores, berbanding terbalik dengan Paranaense yang prestasi tertingginya hanya menjadi runner-up di kompetisi “Liga Champions”-nya Amerika Latin tersebut. Selain itu, kualitas skuad Paranaense masih kalah dibandingkan dengan Estudiantes.
Meski demikian, Scolari menerapkan taktik yang terbukti ampuh dan cukup efektif dalam meredam serangan Estudiantes. Bermain dengan formasi 4-2-3-1, Scolari memberikan peran kepada Fernandinho untuk memotong dan merusak skema serangan serta aliran bola dari pemain Estudiantes.
Hasilnya, mantan pemain Man City tersebut berhasil menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Beberapa kali pemain yang berposisi sebagai gelandang jangkar tersebut menutup lini pertahanan Paranaense dan membantu keempat pemain bertahan klub tersebut untuk menangkis taktik menyerang Estudiantes.
Pada pertandingan tersebut, Scolari juga tampaknya menerapkan taktik pressing tinggi untuk menutup pergerakan pemain Estudiantes dan menghentikan aliran bola lini tengah serta sayap, sehingga seringkali penyerang Estudiantes kesulitan mendapatkan supply bola.
Scolari juga mengandalkan taktik serangan balik dan memanfaatkan bola mati untuk mencuri gol. Terlihat Paranaense memang beberapa kali membahayakan gawang Estudiantes melalui skema serangan balik dan eksekusi bola mati seperti tendangan bebas dan sepak pojok. Taktik tersebut pula yang berperan dalam gol kemenangan mereka di menit ke-96.
Lolosnya Paranaense ke semifinal membuka peluang Scolari untuk bisa memenangi Copa Libertadores dengan tiga klub yang berbeda. Sebelumnya, Scolari meraih gelar juara Copa Libertadores pada tahun 1995 bersama Gremio dan tahun 1999 bersama Palmeiras.
Christopher
Pemerhati & Penganalisis Taktik serta Filosofi Sepakbola