Inggris Kalah Karena Perjudian Gareth Southgate?

Gareth Southgate dan Jack Grealish (Foto: Skysports.com)
Gareth Southgate dan Jack Grealish (Foto: Skysports.com)

Italia buyarkan impian Inggris. Anak asuh Roberto Mancini menang adu penalti pada final Piala Eropa 2020.
Italia menggenapkan 2 raihan juara Piala Eropa dan 4 gelar Piala Dunia. Italia pertama kali mendapatkan gelar Piala Eropa tahun 1968.

Sebelumnya Italia pernah maju ke final. Pada Euro 2000 Italia kalah 1-2 dari Perancis di final. Sedangkan di Euro 2012 kalah telak 0-4 dari Spanyol.

Baca juga: Italia Juara Euro 2020 Lewat Adu Penalti: Donnarumma Jadi Bintang

Di bawah asuhan Roberto Mancini Italia berubah menjadi tim yang solid. Sejauh ini sudah tercatat 24 pertandingan tak terkalahkan.

Bacaan Lainnya

Jadi sudah sewajarnya jika Italia dapat mengandaskan Inggris di final Piala Eropa 2020. Timnas Inggris maju ke final dengan catatan kurang mengesankan.

Satu-satunya penampilan menawan anak asuh Southgate tatkala melawan Jerman. Di laga perdelapan final itu Inggris menang 2-0.

Baca juga: Argentina vs Brasil 1-0: Lionel Messi Akhirnya Juara Bersama Tim Tango!

Pada laga dini hari tadi di stadion Wembley. Sebenarnya Inggris unggul terlebih dulu dengan gol cepat Luke Shaw pada menit ke-2.

Akan tetapi Inggris tidak dapat mempertahankan keunggulan. Menit 66 Leonardo Bonucci dapat menyamakan kedudukan. Memanfaatkan kemelut di depan gawang Inggris.

Pertandingan terpaksa dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Hasilnya tetap imbang. Akhirnya laga disudahi dengan adu tendangan penalti.

Di babak penentuan ini Inggris kalah 2-3.dari Italia. Penendang Italia Benardi, Bonucci dan Bernadeschi sukses mengeksekusi tendangan. Sementara Belotti dan Jorginho gagal menyarangkan bola.

Baca juga:  Wales vs Denmark 0-4: Martin Braithwaite Cs. Bantai Gareth Bale Cs.

Baca juga: Donnarumma…!!!

Hanya Harry Kane dan Maguire yang dapat menjeboo gawang Donnarumma. Sedangkan Rashford, Sancho dan Saka gagal menceploskan bola.

Banyak yang menyayangkan. Kenapa Gareth Southgate memilih 3 pemain muda sebagai algojo. Bahkan Rashford dan Sancho masuk lapangan pasa babak tambahan waktu. Ibaratnya belum panas.

Hasilnya tendangan Rashford membentur tiang gawang. Sedangkan sepakan Sancho dan Saka dapat diantisipasi dengan baik oleh kiper Italia.

Pemain-pemain ini memang mempunyai talenta yang luar biasa. Tapi mental mereka masih ciut. Apalagi menjadi penentu pada adu tendangan penakti. Sebuah perjudian Gareth Sothgate yang fatal. Buyarkan impian ‘sepakbola pulang kampung’.

Mas Sam
Penonton yang suka mengulas bola

Anda suka menulis tentang sepakbola, kirim tulisanmu ke AnalisBola.com dan baca ketentuannya di SINI.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *