18 tahun, nomor punggung 67 dari Liverpool, Harvey Elliott.
Laga kontra Burnley semalam (21/08/2021) merupakan debutnya sebagai starter di Liga Primer Inggris. Dan ini Burnley, klub yang terkenal andalkan fisik, agresif, tanpa tedeng aling-aling. Toh, Elliott mampu berikan kontribusi pada tim yang bakal coba kuasai puncak lagi musim ini.
Di awal laga, ia tertangkap lakukan beberapa pelanggaran dan kehilangan bola. Namun begitu, tidak menggoyahkan kepercayaan dirinya. Seakan awalan tadi adalah demam panggung yang wajar terjadi. Kembalinya gemuruh Anfield, berisi sekitar 52 ribu penonton, sepatutnya bikin ia makin bergairah lagi untuk unjuk gigi.
Elliott hampir catatkan sebuah assist lewat umpan terobosan pada Mo Salah di babak pertama jika bendera offside tidak terangkat. Itu tiada lunturkan apa yang ia beri sepanjang laga, tentu. Penuh energi, mencari ruang dan rajin berlari dalam orkestra high-press khas Liverpool-nya Klopp. Ia lewati 90 menit utuh, tanpa diganti.
“Harvey mainkan salah satu bagian dalam partai ini dan semua orang lantas bertanya-tanya seputar dirinya. Saya paham itu sebab ia pemain 18 tahun yang tampil begitu dewasa. Namun, saya tidak begitu terkejut atas semua yang ia tunjukkan.” komentar pelatih Jerman usai pertandingan, seperti dikutip dari This Is Anfield.
Ini baru pertandingan kedua. Elliott mesti telah menyadari masih ada 36 pekan tersisa. 36 pertandingan, di mana bisa jadi ia bukan pilihan di starting line-up lagi, mengingat kualitas-kualitas mentereng macam Fabinho, Thiago Alcantara atau kawan se-akademi, Curtis Jones. Biarlah esok tetap esok. Malam tadi, gelandang 18 tahun itu sudah bermain solid.
Baca Juga: Agen Lautaro Martinez: Ia Ingin Bertahan dan Menangi Scudetto Lagi
Virgil van Dijk, Bek Paket Lengkap
Klopp pun turut angkat bicara soal Virgil van Dijk, pemimpin lini belakang yang musim lalu dibalut cedera panjang. Ia menyebutnya sebagai pemain paket lengkap dan betapa terbantunya tim berkat kehadiran van Dijk di lapangan. Dua pekan liga berjalan, gawang mereka masih aman dari kebobolan.
Meski begitu, pelatih energik tersebut masih pikirkan rencana rotasi duet bek tengahnya sewaktu jadwal padat melanda. Ia khawatir jika selalu pasang pemain tertentu bakal berdampak buruk pada kebugaran jangka panjang si pemain sendiri. Hal yang bikin The Kop babak belur musim lalu dan hampir kehilangan jatah Liga Champions.
Untungnya, saat ini Liverpool punya kemewahan di posisi tersebut. Selain stopper Belanda, ada pula Joel Matip, Joe Gomez, sang rekrutan anyar Ibrahima Konate, serta dua bek belia Rhys Williams dan Nat Phillips. Nampak berlebihan, namun Klopp telah rasakan bagaimana limbungnya langkah mereka kala badai cedera tiba-tiba menerjang.
Katanya sih guru terbaik adalah pengalaman..
Rakaisa Langit
Facebook
***