Analisbola – Pep Guardiola akui jika kemampuan dirinya berbahasa Inggris tidak cukup untuk mengupas performa Erling Haaland. Walau Premier League belum capai setengah perjalanan, nyatanya pelatih kelahiran Catalunya tersebut sudah kehabisan kosa kata untuk menyanjung Haaland.
Teranyar sang Cyborg Norwegia sumbang dua gol, di mana salah satunya berasal dari titik putih, dalam kemenangan City kontra Brighton. Membawa raihan gol pribadi Haaland jadi 22 dari 15 pertandingan di semua kompetisi – dengan rasio gol 1,47 per laga.
Jumlah gol liga Haaland saat ini lebih tinggi ketimbang Chelsea dan Manchester United – 17 banding 16 milik kedua tim itu.
Baca Juga: Chelsea vs Man United 1-1: Drama Menit Terakhir di Stamford Bridge
“Saya dari Catalunya, jadi kosa kata Bahasa Inggris saya tidak seberapa kaya,” ujar Guardiola terkait Haaland. “Angka-angka (pencapaiannya) begitu luar biasa dan kualitasnya tak terbantahkan lagi. Ia punya ambisi yang dapat membantu tim meraih kemenangan.
“Pertandingan ini (lawan Brighton) begitu berat, pemain kami tidak dibiarkan mengeksplorasi permainan dengan leluasa. Kami gembira atas tiga poin dari partai yang sangat riskan ini.”
Dwigol Haaland membawa City di atas angin, sebelum Leandro Trossard menyalakan kembali asa tim asuhan Roberto De Zerbi dalam laga itu. Beruntung bagi tim Biru Manchester, kapten Kevin De Bruyne hadir dengan tembakan geledek berjarak 25 yard untuk kunci kemenangan.
Baca Juga: Gol ke-15 Haaland di Liga Inggris Musim Ini
Walau memuji gol yang ia lesakkan, Guardiola memandang De Bruyne belum mencapai puncak performanya.
“Itu bukan penampilan terbaik darinya. Ia punya potensi tunjukkan tingkat performa lebih tinggi. Terutama dari tempo permainan, cara ia bergerak dan mencari ruang. Kevin sendiri tahu itu, saya tak perlu menekankan itu padanya,” tutur Guardiola.
Transisi Terjal Brighton
Di sisi lain, Tim Burung Camar masih menanti kemenangan perdana di era De Zerbi. Lima laga telah berlalu sejak debut lawan Liverpool, mereka baru kantongi dua poin. Hal positif yang bisa jadi penyejuk ialah anak-anak Brighton mulai menunjukkan sepakbola ala de Zerbi dengan dominasi penguasaan bola. Dan mereka melawan City asuhan Guardiola(!).
Pada babak kedua, misalnya, Tariq Lamptey berkali-kali coba menarik tekanan dari barisan depan dan tengah City dengan lakukan umpan pendek satu-dua dengan Lewis Dunk di area pertahanan sendiri. Roberto Sanchez, sang penjaga gawang, juga terlibat aktif dalam upaya ini. Cetak biru De Zerbi mulai timbul.
Berbanding terbalik dengan City dan Haaland, permasalahan Brighton justru terletak pada kemampuan eksekusi peluang; keberadaan pemain yang mampu beri sentuhan penyelesaian dari rangkaian build-up. Baru Leandro Trossard yang muncul mengambil tanggung jawab itu, dengan catatan 4 gol dari 5 laga. Sementara Danny Welbeck dan Deniz Undav kurang begitu menggigit.
Besar kemungkinan jika De Zerbi bakal minta klub untuk belanja ujung tombak Januari nanti. Tiket terbang bagi Domenico Berardi atau Gregoire Defrel?
Rakaisa Langit
Facebook
***