Botol Terbang dan Intervensi Penonton Tunda Marseille-Nice

Marseille Nice
Kerusuhan di laga Nice - Marseille. Allianz Rivera, 22 Agustus. Foto: Eurosport.

Perwakilan Asosiasi Liga Prancis (LFP), Nice, dan Olympique Marseille bakal kembali bertemu di hari Rabu untuk peninjauan ulang tentang kerusuhan Allianz Riviera. Di kandang Nice telah terjadi pelemparan botol, terobosan pendukung tuan rumah dan saling dorong pemain serta staff dari kedua kubu dalam lanjutan Liga Prancis pekan ke-3.

Kronologi kejadian bermula di menit 75 ketika gelandang Marseille, Dimitri Payet hendak bersiap mengambil tendangan penjuru. Sang pemain terkena lemparan botol air mineral dari tribun yang penuh oleh pendukung Nice. Ia lantas merespon balik dengan lempar botol ke tempat ia berasal, naikkan level ketegangan lebih lanjut.

Sepak pojok tak pernah tereksekusi, seperti juga pertandingan yang harus tertunda, sebab penonton menerobos billboard pembatas lapangan. Lapangan bukan lagi arena sepakbola.

Baca Juga: Konfrontasi Dalam Satu Seragam: Antara Marcao dan Kerem Aktürkoğlu

Bacaan Lainnya

Ada saling dorong, kejar-kejaran, ayunan tinju, kemarahan tersirat pelatih Marseille – Jorge Sampaoli. Suasana tidak kondusif bertahan sekitar 5 menit di lapangan. Lalu, anggota kedua klub berhasil sampai ke ruang ganti. Dinginkan kepala, keluar dari kegilaan yang spontan terhidang. Kerusuhan terasa makin ironis setelah, mulai awal musim ini, stadion baru saja buka pintu untuk pemain ke-12 pasca pandemi global.

Presiden Nice, Jean-Pierre Rivere coba sejukkan tensi dengan himbauan-himbauan melalui jalur audio Allianz Riviera, meminta kerjasama dari para supporter. Anak asuh Christophe Galtier coba keluar dari ruang ganti, beritikad buat selesaikan laga saat itu juga. Namun, ajakan tak disambut pihak tamu. Marseille, sebagai tim, menolak kembali ke lapangan ‘tuk teruskan pertandingan. Laga berhenti di menit 75 dengan keunggulan Nice 1-0, berkat gol ujung tombak Denmark Kasper Dolberg.

Baca juga:  Lanjutan Ligue 1: PSG Terlalu Dermawan

Baca Juga: Kolaps di Lapangan, Samuel Kalu Main Lagi Sebelum Menepi

Perspektif Setelah Kejadian

Wali kota Nice, Christian Estrosi berkomentar jika tak ada ruang untuk kekerasan dan penyulut kerusuhan ini harus segera ditemukan. Wali kota Marseille, Benoit Payan lewat kicauan Twitter setuju atas sikap klubnya yang tak bersedia lanjutkan laga.

Ketika dua kepala daerah masing-masing klub turut buka suara, anda tahu ini sepertinya persoalan serius. Lebih dari sepak bola, kejadian tersebut menyangkut keamanan warga negara di kemudian hari, mengapa muncul agresi berlebihan dalam ruang publik dan ranting-ranting lain dari pohon kehidupan bermasyarakat.

Kemarin, melalui situs resminya, Nice rilis pernyataan bahwa mereka tak akan melindungi para suporter yang terlibat dalam insiden tersebut dan menimbang kembali pengadaan jaring besi pembatas di Allianz Riviera. Klub juga menunjuk tindakan beberapa pemain Marseille yang seolah menyiram percik api dengan bensin, buat kerusuhan makin menjadi.

Resolusi insiden “sepak pojok di Allianz Riviera” bakal dibahas pada pertemuan Rabu, minggu ini, dengan perwakilan LFP, Nice, dan Olympique Marseille.

Rakaisa Langit
Facebook

***

Anda suka menulis tentang sepakbola, kirim tulisanmu ke AnalisBola.com dan baca ketentuannya di SINI.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *