Kepolisian Inggris menyelidiki banner sindiran yang nangkring di tribun Selhurst Park, kandang Crystal Palace, kala mereka jamu Newcastle United. Pertandingan itu berakhir 1-1 dengan gol Christian Benteke dan salto Callum Wilson.
Banner tersebut memberi imaji terkait pemilik anyar Newcastle asal Arab Saudi, PIF, pundi-pundi uang, otoritas Premier League dan daftar kejahatan kemanusiaan menyangkut sang pemilik, di antaranya terorisme, penyensoran dan pemenggalan.
Baca Juga: Harry Kane Akhirnya Pecah Telor Juga
Sebuah statemen dari grup suporter Holmesdale Fanatics kemudian berkomentar jika otoritas liga telah “memilih uang ketimbang moral” dengan meluluskan akuisisi ini. Mereka pun menambahkan jika Premier League “melakukan bisnis dengan sebuah rezim paling berdarah dan represif sepanjang sejarah… dengan memberikan jempol persetujuannya ini adalah tindakan hipokrit dari liga yang juga mendorong pertumbuhan sepak bola wanita dan pemakaian ban kapten pelangi.”
Holmesdale Fanatics punya reputasi sebagai ultras kritis dan tak sungkan tunjukkan respon pada beragam subjek yang mereka pandang ganjil. Mereka pernah buat banner pula tentang VAR, tentang penutupan sebuah klub malam bernama Fabric. Dan banner yang teracung kala Newcastle berkunjung ke Selhurst Park ini menjadi bukti bila mereka mengawasi realitas yang terjadi di luar gelembung Premier League.
Dari laman Twitter, Kepolisian Croydon Metropolitan mencuit jika mereka terima laporan terkait spanduk ofensif yang ditampilkan penggemar Crystal Palace. Mereka akan telusuri jejak-jejak informasi melalui penyelidikan dan berkomitmen serius bertindak semisal temukan indikasi pelecehan rasial.
Baca Juga: Pusaran Pelatih dalam Revolusi Timur Tengah Newcastle
Tanggapan – Tanggapan Lain
Holmesdale Fanatics bukan satu-satunya kelompok fans Palace yang kontra pada akusisi Newcastle United. Proud and Palace mengeposkan video yang soroti penahanan Suhail al- Jameel lewat akun Twitter mereka.
“Kami ingin melanjutkan aksi yang dimulai oleh teman kami dari Spurs, Proud Lilywhites, dengan menyerukan informasi tentang Suhail al-Jameel. Suhail masuk penjara selama tiga tahun karena ia seorang gay.
“Ia adalah pemuda 23 tahun yang rasakan dera cambuk 800 kali sebagai bagian dari pilihan yang ia ambil. Kami tidak percaya ada tempat di Premier League bagi orang-orang yang melakukan tindakan seperti itu.”
Melihat dari sudut pandang lain, Paul MacInnes, jurnalis The Guardian, yang lakukan kunjungan ke Selhurst Park memotret percakapan seorang fans Newcastle dan relawan dari yayasan Life, yayasan himpunan Crystal Palace yang berkonsentrasi pada kesehatan.
Si relawan dengan wadah sumbangan di tangan bertanya, “Ada recehan untuk penelitian kanker? Sekeping receh berarti sesuatu.”
Fans Newcastle itu berjalan mendekat dan layangkan respon “Apa kau terima uang Saudi?”
“Ya, kami menerimanya. Bahkan jika itu berlumur darah.” kata si relawan sambil tersenyum.
Rakaisa Langit
Facebook
***